Minuman versi asli sarsaparilla terbuat dari akar-akaran smilax yang dikeringkan. Setelah itu sarsaparilla ditambah dengan air karbonasi sebagai penambah aroma minuman. Air karbonasi ya, bukan alkohol! Jadi kategorinya soff drink, bukan hard drink. Karbonasi itu terjadi ketika karbondioksida dilarutkan ke dalam air atau larutan encer lainnya. Sekilas tentang soft drink, ternyata ada banyak nama untuk soft drink. Orang di Amerika serikat menyebutnya sebagai soda, soda pop, pop, atau tonik (khusus di daerah Timur Laut AS. Orang Kanada juga mengenal soft drink dengan nama soda atau pop. Sementara itu orang Inggris menggunakan istilah fizzy drink dan terkadang orang Irlandia memakai istilah minerals.
Sekali lagi, tidak ada alkohol. Jadi masih aman di gigi tetapi tetap menyegarkan dahaga. Kemungkinan keropos masih jauh lebih cepat dibandingkan ketika menegak “Bukalah Semangat Baru” dan sejenisnya ^^. Palingan tidak aman di kantong. Hehehe…
Versi modern Sarsaparila tertuang dalam minuman cantik bermerek Indo Saparella. Hendrawan Judianto dan lima orang rekannya memiliki alasan tersendiri ketika mendirikan Dea & Jes Tirta Seger Beverages, produsen Indo Saparella. Target konsumen Indo Saparela itu masyarakat modern yang banyak menghabiskan waktu bersantapnya di restoran, rumah makan, kafe, dan sebaginya. Botolnya memang indah dilihat mata. Mirip seperti botol jin tapi terbuat dari bahan dasar kaca. Siapkan saja uang Rp3.000-Rp6.000 untuk menikmati 300 ml Indo Saparella atau Rp6.000-Rp10.000 jika berminat membawa pulang botol cantik itu.
Silahkan mencari Sarsaparila ataupun Indo Saparella dimanapun itu. Tapi rasanya kurang lengkap kalau belum mencoba rootbeer local ketika berkunjung ke Yogyakarta. Selamat mencoba!